PT TIRTA SIBAYAKINDO LAKUKAN EDUKASI CEGAH STUNTING BAGI ORANG TUA, KADER POSYANDU DAN BIDAN DESA DI DESA SEMANGAT GUNUNG

Share this:

Dalam rangka mengintervensi jumlah anak stunting di Desa Semangat Gunung, Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo, program CSR (Corporate Social Responsibility) PT. Tirta Sibayakindo Berastagi melalui mitra pelaksana yakni Yayasan Cipta Fondasi Komunitas mengadakan sosialisasi cegah stunting kepada 12 orang ibu-ibu dengan anak stunting, 5 orang kader posyandu dan 1 orang bidan desa di Desa Semangat Gunung pada Hari Jumat 10 September 2021.

Sosialisasi Cegah Stunting
Sosialisasi Cegah Stunting

Ramli Rudi Siagian selaku Staf CSR PT Tirta Sibayakindo dalam sambutannya mengajak ibu-ibu agar memperhatikan kondisi kesehatan anaknya dengan pemberian gizi yang cukup dan perilaku kesehatan yang lebih baik.

“Kegiatan ini kami lakukan sebagai bentuk tanggung jawab sosial Pabrik AQUA Berastagi kepada masyarakat Desa Semangat Gunung. Ayo ibu-ibu manfaatkan pertemuan ini sebagai wadah saling menambah wawasan dan berbagi ilmu. Disini telah hadir narasumber-narasumber hebat sesuai bidangnya silahkan sampaikan keluhan serta pertanyaan pada sesi diskusi”, ujar Ramli memberi semangat ibu – ibu peserta.

Pemaparan topik pertama tentang pola asuh anak dan kaitannya dengan stunting dipaparkan oleh pemateri yakni Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A) Kabupaten Karo, Ibu Hesti Maria Br Tarigan, SH. kepada peserta di Jambur Desa Semangat Gunung.

Sosialisasi Cegah Stunting
Sosialisasi Cegah Stunting

“Pola asuh yang baik kapada anak adalah salah satu dari 3 komponen penting penanggulangan stunting.  Kita melakukan upaya-upaya yang baik untuk mendukung anak dalam mengembangkan potensi dalam dirinya karena pada dasarnya apa yang diterima anak waktu kecil dari lingkungan keluarga terutama dari orang tua akan diterapkannya pada saat beranjak dewasa”, Ucap Kadis P3A tersebut.

Topik kedua tentang gizi yang baik untuk pertumbuhan anak balita disampaikan oleh Ibu Fitri Sitorus, Staf Gizi Puskesmas Merdeka. Pemenuhan gizi dalam 1000 hari perkembangan anak menjadi penentu paling besar anak akan stunting atau tidak. Asi eksklusif selama 6 bulan harus diterapkan dan diiringi dengan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) saat anak mulai beranjak ke tahap Balita (Bawah Lima Tahun). Untuk memberikan PMT dengan kandungan gizi yang cukup, ibu-ibu dapat mengolah makanan menjadi modifikasi makanan yang menarik.

“Saat ini teknologi sudah canggih, banyak resep-resep modifikasi makanan yang menarik untuk anak dapat dilihat dari Google dan Youtube, pergunakan dengan sebaik-baiknya dan terapkan di rumah. Makanan bisa diolah menjadi bentuk makanan lain, agar gizi yang diterima anak tidak berkurang”.

Sosialisasi Cegah Stunting
Sosialisasi Cegah Stunting

Sanitasi lingkungan adalah topik ketiga dalam sosialisasi cegah stunting hari ini dan disampaikan oleh Ibu Elmida Br Tarigan, Staf Kesehatan Lingkungan Puskesmas Merdeka. “Orang tua berperan penting dalam memantau kegiatan anak sehari-hari. Kita tidak boleh lengah dalam memantau anak, misalnya dalam interaksi anak kepada teman-temannya di lingkungan luar rumah. Hal yang paling sering terjadi adalah ketika sebelum makan, anak tidak mencuci tangan pakai sabun. Hal ini bisa berdampak pada anak terkena diare dan apabila terjadi maka seluruh gizi pada makanan yang telah dimakan anak akan terbuang sia-sia dan tidak dapat diserap oleh tubuh”.

Pilar-pilar dalam menjaga kesehatan lingkungan seperti penggunaan jamban sehat untuk stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS), Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), pengelolaan air minum dalam rumah tangga, pengelolaan sampah dan vector penyakit harus selalu diperhatikan oleh ibu-ibu dalam keluarga karena ini erat kaitannya dalam upaya menanggulangi resiko anak menjadi stunting.

Share this:

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *